Notification

×
© Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Sensasi Kuliner Siwa (SCS) Tetap Eksis, Mengapa? Oleh Abdul Wahab Dai

Admin
Sabtu, 11 Februari 2023 Last Updated 2023-02-12T04:08:48Z



Diluncurkan perdana pada tahun 2019 oleh sebuah manajemen, namun harus terhenti manakala wabah mulai merebak pada awal tahun 2020.


Kemudian muncul kepanitiaan baru pada tahun 2021 dan diluncurkanlah Sensasi Kuliner Siwa (Siwa Culinary Sensation) Sabtu, 16 Oktober 2021. Ide dan gagasan perintis malam kuliner ini tetap menjadi roh gelaran SCS yang dahulu bernama Malam Kuliner Siwa atau Siwa Culinary Night atau SCN ini.


"Kami menghormati penggagas perdana kegiatan ini yakni manajemen SCN," kata Muslimin Jafar, Ketua Panitia SCS yang ditemui di gelaran SCS Sabtu, 13  Februari 2023.


Rutin digelar saban malam Minggu di pelataran parkir Pasar Siwa, Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, SCS telah menghidupkan ekonomi kreatif di Pitumpanua dan sekitarnya.



***


Mengapa Sensasi Kuliner Siwa (SCS) bisa bertahan lama dibandingkan malam kuliner di tempat-tempat lain? Bahkan ada yang mencoba membuka gelaran serupa, dan hingga kini tak kunjung dimulai!?


Ada pula malam kuliner yang bubar! Entah mengapa! Sekelompok emak-emak konon akan datang berguru ke panitia SCS dan melakukan semacam kaji banding, panitia sudah dihubungi pula. Bahkan mereka dari sebuah kota menengah! Kota yang lebih besar dari kota Siwa yang kecil ini.


Muslimin Jafar, Ketua Panitia SCS menekankan bahwa Panitia SCS boleh dikatakan sebagai sebuah lembaga nirlaba. Katanya, Panita SCS hanya berfungsi sebagai fasilitator bagi para pengelola gerai yang punya keahlian masak-memasak.


"Panitia SCS itu bukan pencari uang!", tegasnya. Memang para pengusaha kecil dan menengah membayar kepada panitia setiap Sabtu malam, akan tetapi biaya itu dialokasikan untuk operasional panitia. Misalnya tenaga pencahayaan, penata meja dan karpet, dan kebersihan.



Konsep malam kuliner ini adalah lesehan. Sambil menikmati malam bersama keluarga dan orang-orang terdekat, pengunjung dapat memesan camilan dan santap malam sambil menikmati musik karaoke.


Jadi Panitia harus menyewa penyedia audio yang dilengkapi pengangkut barang hingga pelantang suara, belum sumber tenaga listrik. Ada pula pewara (host) yang telaten menyemangati pengunjung untuk menyumbangkan suaranya.


"Banyak yang mau membuka malam kuliner, tapi mereka biasanya terlalu fokus pada keuntungan," kilah Muslimin.


Muslimin menyebut Rp50.000,00 sebagai harga yang dibayar oleh setiap gerai sangat lah murah. Rerata jumlah gerai yang menyediakan serbaneka gastronomi saban pekan adalah 30 gerai, padahal jumlah yang terdaftar sekira 60-an, jelas Muslimin.


Jadi Panitia mengelola Rp1,5 jutaan per pekan dan ini biasanya dibagi habis sebagai operasional. Selain sebagai fasilitator, panitia SCS juga berfungsi sebagai motivator bagi UMKM yang bergerak di bidang gastronomi.


"Kami sedang mengurus sebuah akta di salah satu dinas kabupaten, sebab kegiatan ini sangat berkontribusi dalam menggerakkan ekonomi kreatif masyarakat Pitumpanua," kata Muslimin yang juga salah seorang pedagang ritel pakaian jadi di Pasar Sentral Siwa ini.


Lalu siapa yang membayar para biduan dan biduanita? Di sinilah simbiosis mutualisme terjadi! Mayoritas penyanyi yang tampil di panggung adalah pengunjung sendiri!


Banyak bakat tersembunyi di Siwa dan di desa-desa di Wajo, Sidrap, dan Luwu. Mereka pun menjajal olah vokal mereka di panggung SCS. Jika beruntung, suara yang menawan akan diganjar saweran oleh pengunjung lain. Namun kelompok penyedia audio dan pelantang suara tetap menyiapkan penyanyi internal mereka.



Persoalan kebersihan adalah persoalan pokok pada sebuah malam kuliner. Tentu Panitia mengeluarkan harga untuk memastikan pelataran Pasar resik kembali sebelum fajar Ahad menyingsing, sebab Minggu (dan Rabu) adalah hari pasaran Pasar Siwa.


"Kami hanya berkegiatan sekali sepekan untuk menghindari kejenuhan," Muslimin berkilah ketika ditanya mengapa SCS tidak dilaksanakan setiap malam saja.

Berita Lainnya

Tampilkan

  • Sensasi Kuliner Siwa (SCS) Tetap Eksis, Mengapa? Oleh Abdul Wahab Dai
  • 0

Terkini

test