Notification

×
© Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Mahasiswa Wajo Turut Menentang Perpanjangan Kekuasaan Presiden

Admin
Jumat, 15 April 2022 Last Updated 2022-04-15T15:26:47Z

Laporan Abdul Wahab Dai

WAJO-Suara parau alumnus Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 7 Wajo di Lalliseng ini terdengar tatkala saya  mengajaknya mengabuburit di Rumah Tua, Selasa, 12 April 2022 petang. 


Mungkin akibat sehari sebelumnya dia telah turut berorasi dalam aksi kolosal se-Nusantara dengan isu utama menentang perpanjangan masa kekuasaan Presiden di Kota Sutera Sengkang, pinggiran Danau Tempe, Sulawesi Selatan.





Walau harus berhadapan dengan beberapa polisi kawan kuliahnya di STIH Lamaddukkelleng Sengkang, gelora muda Sekretaris Umum HMI Lamaddukkelleng ini tetap membara  dalam menyampaikan penolakan bersama kawan-kawannya dari kota kecil ini.



"Pak Polisi menjalankan tugas mengamankan aksi protes, kami juga menjalankan tugas mengawal konstitusi," ujar Wakil Presiden BEM STIH 2021-2022 ini.


Sepekan sebelum unjuk rasa nasional, dia menggalang pergerakan mahasiswa di Kota Sutera Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan dengan melibatkan para demonstran dari  Uniprima, STIH Lamaddukkelleng,  STIE Lamaddukkellemg, HMI Cabang Wajo Maju dan AMIWB di bawah bendera Aliansi Mahasiswa Wajo atau AMW.


Ditanya tentang kengototan mereka turun ke jalan meski Presiden sudah mengumumkan bahwa tahapan Pemilu 2024 akan segera dimulai, Wahyudi mengatakan bahwa mereka harus mengawal gagasan dan wacana tersebut agar tidak menjadi agenda pembahasan di sidang-sidang parlemen nasional.




Seberapa yakin Wahyudi akan suara dari kota kecil Sengkang didengar oleh penguasa?


Wahyudi yang juga salah seorang kepala bidang di PP Hipermawa yang baru saja dilantik ini (Bidang Aksi dan Advokasi) merujuk komitmen Ketua DPRD Wajo berupa surat pernyataan yang ditekeng Andi Alauddin Palaguna.


Para penentang bertahan di Gedung DPRD Wajo hingga malam setelah memaksa masuk ke ruang utama dan mengetahui Ketua DPRD Wajo tak kunjung menemui para penentang.


Apakah Anda tidak was-was dengan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di lapangan misalnya kena pentungan dari empat ratusan petugas gabungan?


Menjawab pertanyaan ini Wahyudi mendaku telah memikirkan sebelumnya bahwa berdasarkan hasil konsolidasi dengan teman-teman mereka di Aliansi Mahasiswa Wajo, mereka sepakat  bahwa apapun yang terjadi, demi mengawal demokrasi di negeri ini dan  menyikapi persoalan bangsa mereka siap pasang badan.


"Kami datang membawa argumentasi, bukan menenteng senjata. Kami membawa keresahan bukan kekerasan," ujarnya pelan tapi tegas.


Senin, 11 April 2022 dia memimpin aksi protes menentang wacana perpanjangan masa jabatan Presiden Joko "Jokowi" Widodo, padahal konstitusi membatasi kepemimpinan nasional dengan "tidak tak terbatas", ya hanya dua periode.


Aksi dimulai di Tugu Pemuda (kerap disebut Tugu BNI) kemudian berlanjut ke Gedung DPRD Wajo.


Wahyudi bertindak sebagai Jenderal Lapangan yang membawahi beberapa Koordinator Lapangan (Korlap). Ada pula yang bertugas sebagai Kormim (Koordinator Mimbar). 


Koordinator Media tak ketinggalan yang disokong oleh UKM Multimedia Uniprima dan Primaeduteinment.


Yang tak kalah pentingnya dalam sebuah aksi protes adalah Korban (Koordinator Ban) yang bertugas menyediakan ban mobil bekas sebagai pemanis demonstrasi.


"Korban" juga bertugas memilih waktu yang tepat untuk membakar ban atau menerima komando membakar ban.


Membakar ban adalah hal yang tak disukai oleh pengamanan demonstrasi. Selain menentang perpanjangan kekuasaan Presiden Joko Widodo, AMW juga menentang penundaan Pemilu 2024, kenaikan PPN, kenaikan-kenaikan harga sembako dan meminta agar harga-harga distabilkan, serta turut menentang kenaikan harga BBM.


Wahyudi kini kerap melanglang ke kampus lain dan kabupaten lain menjadi pemateri dalam sebuah pengkaderan.

Berita Lainnya

Tampilkan

  • Mahasiswa Wajo Turut Menentang Perpanjangan Kekuasaan Presiden
  • 0

Terkini

test