Notification

×
© Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Inovasi Puskesmas Keera "Jemari Indah" Rengkuh Top 30 KIPP Sulsel 2023

Admin
Rabu, 12 April 2023 Last Updated 2023-04-12T11:11:46Z


Abdul Wahab Dai

Pewarta Warga


WAJO-Tahun lalu inovasi "Masker Pelita" atau Masyarakat Keera Peduli Disabilitas mampu melenggang ke Top 99 Nasional pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2022 walau akhirnya kandas tak mampu melaju ke Top 45 Nasional. Kini Puskesmas Keera kembali meretas asa.


Setelah sukses menggapai Top 50 Sulsel pada ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2023 Sulawesi Selatan, inovasi "Jemari Indah Siap Siaga" besutan Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo di UPTD Pusksesmas Keera, Kecamatan Keera berhasil menembus Top 30 Sulsel pascaverifikasi lapangan bulan lalu.


Dari 141 proposal yang lolos administrasi, 50 proposal telah dinilai oleh tim evaluator dan telah diputuskan melalui sebuah rapat pembahasan.



Kelima puluh inovasi ini selanjutnya telah mengikuti penilaian  Presentasi dan Wawancara (6-9 Maret 2023) dan Verifikasi Lapangan (13-26 Maret 2023).


"Jemari Indah Siap Siaga" adalah akronim dari Jemput dan Antar Ibu Bersalin dari/ke Rumah, Aplikasi Alarm Persalinan Siap Antar Jaga.


Salah seorang inovator yang terlibat kali ini adalah Fitria, S.St., bidan Puskesmas Keera. Saat ini Fitria menempati posisi sebagai Bidan Koordinator Kecamatan Keera dan Ketua IBI Ranting Keera.


Lalu apa yang bersifat baru dari inovasi ini? Secara makro inovasi ini tidak lepas dari program nasional pencegahan kejadian tengkes dan upaya-upaya penurunan kejadian tengkes.



Inovator Fitria menyebut ada empat keunikan dan kebaruan "Jemari Indah", yakni pendataan ibu hamil dengan Sistem Informasi Geografik (GIS), aplikasi alarm persalinan, penjemputan ibu bersalin dengan pusat panggilan 112, dan pemanfaatan rumah tunggu kelahiran.


Inovasi dari Bumi Masiang Kecamatan Keera, Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan ini ikut berlaga pada kategori Efektivitas Institusi Publik untuk Mencapai TPB atau Tujuan Pembengunan Berkelanjutan.


Fitria menyebut adanya masalah-masalah utama yang menyebabkan terjadinya persalinan non-faskes atau persalinan di luar fasilitas kesehatan di desa-desa dan kelurahan. Demikian bidan yang karib disapa Bidan Evi ini dalam sebuah wawancara telepon bulan lalu.


"Persoalan transportasi yang tidak serta-merta ada saat dibutuhkan, persoalan tradisi berupa persalinan di rumah, serta kualitas dan akses jalan yang belum begitu baik," katanya.


Lalu bagaimana layanan ini bekerja? Selain pendataan ibu hamil dengan GIS, telah diadakan pembentukan tim dan turut didukung dengan kerjasama lintassektor.



Data ibu hamil dimasukkan ke aplikasi Alarm Persalinan. Jika masa persalinan (partus) tidak lama lagi, akan ada notifikasi yang masuk ke ponsel kepala desa atau lurah.


Bumil selanjutnya akan dijemput oleh mobil kesehatan Oto Dottoro yang baru hadir pada masa pemerintahan Duo Amran yang dikenal dengan slogan Pammase yaitu pasangan Bupati Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos, M.Si. dan Wakil Bupati H. Amran, S.E.



Oto Dottoro adalah jenama Bugis untuk Mobil Dokter. Saat ini telah beroperasi lima Oto Dottoro di Bumi La Maddukkelleng. Salah satu dari kelima Oto Dottoro tersebut berpangkalan di pekarangan UPTD Puskesmas Keera di Ballere dengan wilayah layanan wilayah kerja UPTD Puskesmas Pitumpanua, UPTD Puskesmas Keera, dan UPTD Puskesmas Salobulo.


Bermarkasnya Oto Dottoro di Ballere menjadi nilai lebih dan dapat dimanfaatkan dengan baik bagi kemajuan kesehatan publik di Kecamatan Keera.


Setelah dijemput, bumil dibawa ke Rumah Tunggu Kelahiran dan akan dipulangkan pascapersalinan dengan ambulans yang ada di Puskesmas (Oto Dottoro) atau dengan mobil layanan kesehatan desa (ambulans desa).


Dari 10 desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Keera, hanya  Desa Awota, Desa Ciromanie, dan Kelurahan Ballere yang belum memiliki mobil layanan kesehatan.


Data menunjukkan sejak tahun 2018 hingga sekarang, jumlah persalinan di luar fasilitas kesehatan menurun tajam yang dapat menekan angka kematian ibu/bayi. Persalinan di fasilitas kesehatan kian aman tinimbang di rumah-rumah penduduk dan mampu meningkatkan keselamatan ibu dan anak.


Inovasi ini mulai diterapkan sejak tahun 2020. Inovasi ini juga menyentuh persoalan kepesertaan JKN-KIS di mana semua ibu yang bersalin di faskes memiliki JKN-KIS yang aktif.


Inovasi ini berpeluang direplikasi oleh pelaku pembangunan kesehatan dan pembangunan di luar Kecamatan Keera, yakni di antero Kabupaten Wajo musabab adanya sumber daya manusia yang memadai, dukungan anggaran dari Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo dan anggaran Dana Desa pada masing-masing desa.


Pemerintahan Pammase telah menghadirkan lima unit Oto Dottoro yang telah menjangkau  seluruh desa di Kabupaten Wajo dan berpangkalan di lima titik strategis.



Dari Sengkang Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo Dr. drg. Hj. Armin, MARS menyambut baik prestasi Puskesmas Keera ini.


"Ini membuktikan bahwa tenaga kesehatan dengan segala upaya memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, berbagai tantangan dan permasalahan dihadapi di lapangan, tetapi mereka tidak pernah menyerah, bahkan mencari solusi dengan berinovasi," kata Bendahara Umum IKA Unhas Daerah Kabupaten Wajo ini.


Mantan Direktur RSUD Siwa ini menyebut bahwa tenaga kesehatan lain juga banyak yang berinovasi, hanya saja belum dipublikasikan karena berbagai hal. "Semoga tenaga kesehatan kami yang lain juga akan berhasil seperti teman-temannya yang sudah 2 tahun menjadi teladan bagi tenaga kesehatan," harapnya petang ini Selasa, 12 April 2023.


Inovator Fitria selanjutnya akan mengikuti pendampingan (coaching) pada hari Jumat, 14 April 2023 di Four Points Hotel by Sheraton Makassar.

Sumber Foto: UPTD Puskesmas Keera dan koleksi kareba-celebes.com


Berita Lainnya

Tampilkan

  • Inovasi Puskesmas Keera "Jemari Indah" Rengkuh Top 30 KIPP Sulsel 2023
  • 0

Terkini

test