Liputan Redaktur Politik
kareba-celebes.com
Diperkirakan Pilkada Wajo 2024 akan berlangsung dengan lebih dari dua pasangan calon. Tak ada paslon tunggal, tak ada kotak kosong, dan tak ada satu lawan satu (Inggris: head-to-head). Simpulan ini diambil oleh Redaksi dalam berbagai penelusuran ke berbagai sumber.
Duo Amran --yang secara linguistik sudah tidak tidak dapat dikategorikan lagi sebagai petahana, di mana petahana artinya 'sedang berkuasa'-- diprediksi membiarkan para calon lain mengambil sisa partai dan paslon Pammase II ini hanya berharap tiket minoritas sebagai sebuah strategi.
Strategi tiket minoritas pernah digunakan oleh paslon petahana Asyik (Andi Burhanuddin Unru-Andi Syahrir Kube Dauda) saat memenangi Pilkada Wajo 2013.
Tarik-menarik calon penantang yang diperkirakan menghindari posisi "calon wakil" memperkuat prediksi ini dan menguatkan ramalan akan jumlah paslon yang akan berjumlah lebih dari dua.
Di samping para penantang utama yang diperkirakan kurang legawa menjadi calon kosong dua, partai juga mungkin ada yang tak membiarkan partainya dipakai begitu saja dan menyodorkan calon internal atau calon wakil dari kalangan kader sendiri.
Saat ini warga Bumi La Maddukkelleng menanti-nanti siapa gerangan calon yang akan melakukan deklarasi pencalonan pertama kali.
Sampai saat ini pun belum ada kabar dari Partai Gerindra yang diperkirakan ditetapkan sebagai pemenang Pemilu di Wajo dan dapat mengusung sendiri calon kepala daerah tanpa harus berkoalisi.
Jika melihat penanda keseriusan seorang calon kepala daerah untuk ikut maju sebagai petarung dalam Pilkada berupa baliho, spanduk, dan kalender, belum terlihat bakal calon dari internal Gerindra.
Sumber Foto: Warganet
