Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita
© Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

K.H. Abdurrahman Ambo Dalle Menyekolahkan Rakyat dengan Totalitas Bahkan pada Masa-masa Sulit

Admin
Minggu, 30 November 2025 Last Updated 2025-12-01T21:04:10Z


Laporan Abdul Wahab Dai


WAJO--Diramaikan dengan tiga kegiatan yakni Porseni, Seminar, dan Haul (26-30 November 2025) kini Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka kembali perlahan-lahan mulai berjalan normal sembari beberes pascagawe besar.


Ketokohon AG. K.H. Abdurrahman Ambo Dalle (selanjutnya disebut Anregurutta) dikupas dalam Seminar Internasional Mengkaji Lebih Dalam Sosok Anregurutta K.H. Abdurrahman Ambo Dalle Sabtu malam (29/11/2025) dengan enam pembicara yakni AG. Prof. Dr. H. Sayyid Agil Ali Al-Mahdaly Al-Husaini (Malaysia/Tokoh DDI), Dr. Murthada Mas’ud Ahmad, Lc., M.A. (Pengajar DDI dari Kairo, Mesir), AG. Prof. Dr. H. Syamsul Bahri A Galigo (Ketua Umum PB DDI, pernah menjadi dosen di Malaysia dan Brunei Darussalam), ProF. Dr. H. Abd. Rahim Arsyad, M.A. (tokoh DDI), K.H. Helmi Ali Yafie (putra pelopor DDI K.H. Ali Yafie), dan Prof. Dr. Hj. Nurlelah Abbas, Lc., M.A. (alumnus DDI dan alumnus Mesir).


Saat Haul Haul Ke-29 Anregurutta K.H. Abdurrahman Ambo Dalle di Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka, Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan Minggu (30/11/2025) tampil berbicara AG. Prof. Dr. K.H. Muhammad Faried Wadjedy, Lc., M.A. Pimpinan Pondok Pesantren Darud Da’wah Wal Irsyad (DDI) Mangkoso tentang Hikmah Tapak Tilas Perjuangan Dakwah AG. K.H. Abdurrahman Ambo Dalle. Sementara itu Menteri Agama RI Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A. didapuk membawakan Tausiyah.


Dalam Seminar dan Haul disebutkan Anregurutta harus masuk hutan (dibawa ke hutan) saat pergolakan di Sulawesi Selatan selama 8 tahun (1955-1963) terkait peristiwa Pemberontakan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia). Menjadi teladan bagi jemaah haul bahwa betapa pengorbanan Anregurutta yang tanpa pernah mengeluh dan terus berdakwah selama masa --apa yang juga kerap disebut -- “penculikan” .



Anregurutta adalah seoreang imam, ulama dengan wawasan luas –dalam Seminar disebut sebagai Bahrul ‘Ulum atau Lautan Ilmu--dan sekoguru. Mendiang yang lahir di Ujunge, Sulewatang Tancung (kini Kecamatan Tanasitolo, Kabupaten Wajo) pada tahun 1900 adalah seorang yang cinta mengajar. Sesudah Subuh sudah mengajar murid-muridnya, jam sepuluh pagi datang lagi mengajar di Pesantren. Setelah Zuhur mengajar lagi. Asar, Magrib dan Isya. Selain itu Anregurutta dikenal suka membaca dan Seminar menyebutnya sebagai Benteng Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Aswaja) Abad XX.


Anregurutta diketahui tidak pernah belajar formal. Sering dikatakan bahwa DDI adalah Gurutta dan Gurutta adalah DDI sehingga muncul istilah Barakkana Gurutta dan Barakkana DDI. Ada tiga hal yang dapat disebut mengenai Anregurutta yakni Almarhum itu mengajar sebagai pendidik, berdakwah dan berjiwa sosial atau suka memberi.



Peninggalan Anregurutta adalah di antaranya organisasi DDI dan ilmu dengan lebih 40 buku atau disiplin ilmu. Anreguruta juga membawa pembaharuan, seorang pemikir wasatiah yang mengikuti perkembangan dan tidak setuju dengan fundamentalisme, berada di tengah dan tidak liberal. Anregurutta juga seorang pembaca –kutu buku-- dan seorang penulis serta salah satu ulama yang paling disegani di Indonesia.


Dalam aktivitasnya Anregurutta fokus pada tauhid, akhlak, dan memperbaiki manusia. Dalam Seminar terungkap bahwa Anregurutta lahir di pesisir Danau Tempe di Wajo, Sulawesi Selatan saat mana ramai para nelayan mencari nafkah dan bekerja di Danau. Pada tahun 1928 Anregurutta bertemu dengan AG. K.H. Muhammad As’ad Al-Bugisy perintis As’adiyah.


Anregurutta melakukan gerakan pendidikan di tengah kelangkaan pendidikan era kolonial dengan menyekolahkan rakyat dan dengan totalitas dan pantang mundur mencerdaskan orang bahkan saat “diculik” ke hutan. Seminar menyimpulkan bahwa Anregurutta memberikan pemahaman yang mendalam, Anregurtutta adalah lautan ilmu, dan memiliki keteladanan akhlak.  


Dalam Sejarah disebutkan bahwa pada tahun 1939-1950 mendiang membuka Madrasah Al-Arabiyah Al-Islamiyah atau MAI di Mangkoso, Kabupaten Barru. Kini DDI telah berkembang dengan 34 pondok pesantren di seluruh Indonesia dengan beberapa perguruan tinggi DDI yang tersebar di Polman, Sidrap, Mangkoso (Barru), Jeneponto, Makassar, Maros, Pangkep, Parepare, Pinrang, Majene, Mamuju, Pasangkayu.


Foto: Warganet

Berita Lainnya

Tampilkan

  • K.H. Abdurrahman Ambo Dalle Menyekolahkan Rakyat dengan Totalitas Bahkan pada Masa-masa Sulit
  • 0

Terkini