Penulis: Abdul Wahab Dai
JAKARTA—Donasi untuk para penyintas bencana hidrometeorologi akibat badai siklon tropis Senyar akhir November 2025 di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat yang dikumpulkan oleh Asosiasi Guru Bahasa Asing Persatuan Guru Republik Indonesia (AGBA-PGRI) telah sampai ke titik-titik bencana.
Pantauan media ini menunjukkan sasaran donasi AGBA-PGRI adalah guru-guru Bahasa Jepang, Bahasa Prancis, dan Bahasa Jerman yang berhasil diidentifikasi oleh Asosiasi. Pendataan dilakukan sejak 29 November 2025 dan penggalangan dana di internal Asosiasi –bahkan ada dari eksternal Asosiasi--dilaksanakan mulai saat itu juga setelah mendengar laporan-laporan sehari sebelumnya.
Ketua AGBA-PGRI Kiki Niediawan, S.S. juga telah menerima laporan-laporan awal dari para guru Bahasa Asing perihal kondisi terkini bencana Sumatra misalnya dari Lhokseumawe, Bireun, Takengon, Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Tamiang, Lhoksukon. AGBA pun berhasil mengindentifikasi keluarga guru Bahasa Asing yang menjadi korban bencana sebagai penyintas bencana yang disebut-sebut “lebih dahsyat dari Tsunami Aceh 2004” ini.
Distribusi donasi menjadi tantangan bagi Novita Sari, S.S. guru Bahasa Jepang yang mengabdi di Aceh saat mencoba menyalurkan bantuan AGBA yang telah dikumpulkan melalui sebuah rekening transit. Sulitnya medan bencana berhasil ditembus oleh Novita Sari demi menyampaikan bantuan dari sesama guru Bahasa Asing. AGBA sendiri melihat ada dua pilihan dalam penyaluran bantuan yakni berupa uang tunai dan natura. Novita Sari pun berbagi tugas dengan guru Bahasa Asing lainnya di Aceh dalam upaya menjangkau guru Bahasa Asing yang terdeteksi yakni guru-guru Bahasa Jepang, Bahasa Jerman, dan Bahasa Prancis.
AGBA adalah adalah salah satu Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis (APKS) dalam lingkup PGRI yang beranggotakan guru-guru Bahasa Arab, Bahasa Jepang, Bahasa Mandarin, Bahasa Korea, Bahasa Jerman, dan Bahasa Prancis di sekolah-sekolah dan madrasah-madrasah menengah se-Nusantara.
Foto: AGBA PGRI/Novita Sari
