Notification

×
© Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Meneropong Enam Desa Mandiri di Bumi La Maddukkelleng

Admin
Jumat, 06 Januari 2023 Last Updated 2023-01-07T23:12:33Z


Oleh Abdul Wahab Dai 


Menteri Desa PDTT RI Abdul Halim Iskandar, sebagaimana dikutip dari Time Sulsel edisi hari ini, Sabtu (07/01/23) baru saja menganugerahi Piagam Penghargaan dan Lencana Desa Mandiri kepada kepada kepala desa di Wajo yang desanya berstatus Desa Mandiri.


Keenam desa itu, lanjut Time Sulsel, yaitu Desa Salobulo di Kecamatan Sajoanging serta Desa Nepo, Ujungbaru, Pakkanna, Inalipue, dan Assorajang masing-masing di Kecamatan Tanasitolo (Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan).


***


Ucapan selamat pun diterima keenam kepala desa ini yang didominasi oleh Kecamatan Tanasitolo (5 desa) dan sisanya Kecamatan Sajoanging (1 desa).


Desa Mandiri adalah kasta desa tertinggi merujuk pada pemutakhiran data Indeks Desa Membangun (IDM) saban tahun. Kelima level desa tersebut adalah:

1. Desa Sangat Tertinggal.

2. Desa Tertinggal.

3. Desa Berkembang.

4. Desa Maju.

5. Desa Mandiri.


***


Setelah pada tahun 2021 lalu Bumi La Maddukkelleng masih menyisakan Desa Tajo dan Desa Tua di Majauleng serta Desa Minangatellue di Maniangpajo sebagai Desa Tertinggal, pada tahun 2022 ketiganya naik level ke kasta Desa Berkembang.


Menurut data yang diperoleh penulis pasca pemutakhiran data Indeks Desa Membangun (IDM) 2022 yang dilakukan oleh para Pendamping Lokal Desa (PLD) dan Pendamping Desa (PD) di antero desa pada paruh pertama tahun 2022 lalu, menunjukkan tak ada lagi Desa Sangat Tertinggal dan Desa Tertinggal, sementara jumlah Desa Berkembang telah menjadi 96 desa.


Untuk kasta Desa Maju telah berjumlah 40 desa, sementara kasta tertinggi Desa Mandiri telah dihuni oleh enam desa yakni Desa Salobulo di Sajoanging serta Desa Nepo, Desa Inalipue, Desa Pakkanna, Desa Assorajang, dan Desa Ujungbaru di Tanasitolo. Jumlah desa di Bumi La Maddukkelleng tercatat 142.


IDM adalah sebuah cara memetakan kondisi desa dengan ratusan kuesioner yang diisi oleh para Tenaga Pendamping Profesional (TPP) secara daring melalui sebuah aplikasi dengan tiga komponen: Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE), Indeks Ketahanan Sosial (IKS), dan Indeks Ketahan Lingkungan (IKL) dengan sebuah skor akhir yang menentukan status desa.


Pada tahun 2021 hanya dua desa yang memuncaki kastanisasi desa sebagai Desa Mandiri yakni Desa Pakkanna dan Desa Assorajang di Tanasitolo.


Kini enam desa yang tertulis pada bagian awal tulisan ini bertengger di papan atas dengan masuknya empat desa yakni Salobulo (di Sajoanging) dan Inalipue, Ujungbaru, Nepo (di Tanasitolo).


***


Posisi geografis Desa Assorajang, Pakkanna, Nepo, Ujung Baru, dan Inalipue adalah hal yang "sulit ditangkis" oleh desa-desa lain di Kabupaten Wajo.


Letak strategis dan posisi yang sangat dekat dengan pusat pemerintahan kabupaten dari desa-desa ini sangat mendukung lima desa ini sebagai Desa Mandiri.


Desa Assorajang dan Desa Pakkanna  mencatat rekor sebagai dua desa pertama di Bumi La Maddukkelleng yang berstatus sebagai Desa Mandiri pada tahun 2021.


Keduanya mendapat Status Desa Mandiri berdasarkan pengukuran Indeks Desa Membangun (IDM) Tahun 2021 ini.


Kala itu kegiatan pemutakhiran data IDM (Indeks Desa Membangun) Tahun 2021 dilaksanakan pada bulan Maret. 


"Hal ini tidak terlepas dari naiknya nilai IKS, IKE dan IKL kedua desa tersebut pada tahun 2021 ini" papar Dina Anggraini tahun lalu. Dina adalah Pendamping Lokal Desa (PLD) Assorajang dan Pakkanna.


IKL adalah Indeks Ketahanan Lingkungan, IKE adalah Indeks Ketahanan Ekonomi dan IKS adalah Indeks Ketahanan Sosial.


"Hal ini tidak dimungkiri dengan berkembang pesatnya Desa Assorajang dalam enam tahun terakhir ini di bawah kepemimpinan Andi Samangrukka sebagai Kepala Desa Assorajang selama tiga periode," demikian komentar Dina tahun lalu.


Media juga ini melihat bahwa status desa ini turut ditentukan oleh pelbagai pembangunan dengan dana-dana kabupaten, provinsi dan pusat terkait posisinya yang sangat dekat dengan pusat kendali pemerintahan kabupaten.


Dimulai dengan status Desa Maju tiga tahun berturut-turut,  ketersediaan berbagai sarana prasarana di desa ini dapat terlihat mulai dari pusat olahraga dalam hal ini Stadion Andi Ninnong yang memiliki berbagai sarana di dalamnya.


"Tentu saja ini memberi andil yang cukup besar dalam peningkatan status desa ini, termasuk ketersediaan sarana kesehatan, kantor-kantor, lembaga keuangan seperti bank pemerintah dan koperasi, adanya pusat-pusat atau kawasan pertokoan di sepanjang jalan desa."


Demikian juga dengan keterbukaan wilayah di mana desa ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Tempe yang dapat diakses dengan angkutan umum sepanjang tahun dengan jam operasional siang dan malam serta kondisi jalan yang sangat baik. 


Meningkatnya kegiatan produksi masyarakat Desa Assorajang ditandai dengan semakin banyaknya jumlah kelompok UMKM, pusat-pusat perdagangan masyarakat. 


Berbatasan langsung dengan Danau Tempe menjadikan sebagian besar penduduk yang berada di pesisir Danau Tempe bermata pencaharian sebagai nelayan.


Nlayan-nelayan ini dibina oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Wajo dalam hal pengolahan hasil tangkapan, melalui Unit Usaha BUMDes (Dana Desa) dan UPK (eks-PNPM Mandiri). "Mereka mendapatkan modal usaha," jelas Dina.


Para Tenaga Pendamping Profesional (TPP) sejak awal bertugas di Desa ini telah melakukan identifikasi kelompok UMKM, memberikan pendampingan terkait tata cara mendapatkan modal usaha, baik melalui BUMDes maupun lembaga-lembaga keuangan lainnya dalam hal ini UPK (eks PNPM). 


Selain itu keberadaan Danau Tempe menjadi potensi besar bagi pengembangan pariwisata Desa Assorajang. Untuk itu ke depannya melalui rekomendasi SID Kemendesa diharapkan Desa Assorajang dapat mengembangkan kegiatan pariwisata.


Tidak hanya itu adanya status Desa Mandiri ini tentu saja juga didukung oleh potensi SDM yang mumpuni, termasuk kualitas SDM dari aparat Pemerintah Desa Assorajang. 


"Dengan adanya status Desa Mandiri ini diharapkan Desa Assorajang ke depan menjadi makin baik, dan menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kecamatan Tanasitolo dalam pembangunan desa yang dimaknai tidak hanya dengan pembangunan sarana prasarana, tetapi juga pembangunan manusia," demikian Dina.


Sama halnya dengan Desa Assorajang, Desa Pakkanna pun pada tahun 2021 lalu mendapatkan status Desa Mandiri.

 

Desa Pakkanna yang berbatasan langsung dengan Desa Assorajang di sebelah selatan memiliki kondisi desa yang juga hampir sama dengan Desa Assorajang, di mana Desa Pakkanna ini juga tumbuh dari status Desa Berkembang, kemudian dua tahun berturut-turut menjadi Desa Maju dan pada tahun 2021 setelah dilakukan pemutakhiran data IDM akhirnya mendapatkan status sebagai Desa Mandiri.


"Ini tidak terlepas dari adanya potensi SDM dan SDA, dan tentu saja tingginya upaya Pemerintah Desa dan masyarakat untuk memajukan desanya."


Desa ini kesohor sebagai "desa sutera ini", bahkan produk lokal dari desa ini sudah dipasarkan ke mancanegara. Desa ini juga merupakan daerah tujuan utama baik wisatawan domestik maupun mancanegara.


Adanya aktivitas pariwisata ini mendorong semakin tumbuhnya galeri-galeri atau pusat-pusat perdagangan sutera di desa ini.


Demikian juga dengan toko-toko kuliner dan lainnya tentu saja ini berdampak pada meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat Desa Pakkanna.


Di samping itu ketersediaan pasar yang merupakan salah satu pasar terbesar dan paling ramai di Kabupaten Wajo menjadi moda pendukung utama dalam aktivitas ekonomi masyarakat, baik masyarakat Desa Pakkanna maupun masyarakat Kabupaten Wajo pada umumnya.


Keberadaan sarana prasarana umum di Desa ini mulai dari akses jalan yang bisa dilalui sepanjang tahun dengan kondisi yang baik, tersedianya akses pendidikan yang lengkap mulai dari PAUD, TK, SD, SMP/MTS bahkan SMK, meskipun SMK ini tidak berada langsung di wilayah Desa Pakkanna ini, tetapi lokasinya yang berada tepat di batas Desa Pakkanna sehingga memudahkan akses pendidikan masyarakat. 


Demikian juga dengan keberadaan lembaga-lembaga pendidikan non-formal juga tersedia di desa ini. 


Begitu pula dengan lembaga keuangan di Desa Pakkanna juga terdapat bank pemerintah, Pegadaian, BUMDes dan koperasi sehingga memudahkan akses modal masyarakat Desa.


Terkait dengan kondisi lingkungan Desa, di Desa Pakkanna telah tersedia TPS yang merupakan program Dana Desa TA 2019, sehingga menjadikan kondisi lingkungan Desa Pakkanna mengalami perubahan dari segi kebersihan lingkungan termasuk tingkat pencemaran lingkungan. 


Kesadaran terkait potensi pencemaran lingkungan utamanya pencemaran air dan tanah oleh limbah hasil pencelupan sutera, hal ini telah diupayakan dari tahun 2009 oleh DLH Kabupaten Wajo bekerja sama dengan Pemerintah Desa Pakkanna dengan pembangunan sistem pengelolaan air limbah di kampung BNI dan sosialisasi/penyuluhan pengolahan air limbah, sehingga tingkat pencemaran di Desa Pakkanna sangat rendah atau boleh dikata tidak ada.


Desa Pakkanna yang juga berbatasan langsung Dengan Danau Tempe mempunyai potensi pariwisata yang besar selain ekowisatanya.


Diharapkan, kata Dina, pada tahun 

mendatang melalui Dana Desa, Pemerintah Desa bisa mengakomodir kegiatan pariwisata untuk menjadikan Desa Pakkanna semakin dikenal dan dirindukan oleh wisatawan sehingga nantinya wisatawan-wisatawan itu tidak hanya sekedar berkunjung ke Desa Pakkanna tetapi juga menjadi agen untuk menyampaikan ke dunia bahwa di Kabupaten Wajo ada Desa yang indah dan nyaman untuk di datangi, tentu saja dengan pembangunan sarana prasarana pariwisata di sekitar destinasi wisata termasuk pembangunan rumah tinggal yang merupakan salah satu rekomendasi dari IDM 2021.


***


Lima desa di Kecamatan Tanasitolo ini bersama dengan Desa Salobulo di Kecamatan Sajoanging, satu-satunya desa di luar Tanasitolo, menyabet posisi Desa Mandiri, sehingga menggenapi enam Desa Mandiri dari 142 total desa.


Di dalam pemutakhiran data Indeks Desa Membangun (IDM), kuesioner "jarak tempuh ke pusat Kabupaten" dan "waktu tempuh ke pusat Kabupaten" selalu muncul untuk dijawab oleh petugas pemutakhiran data dalam hal ini Pendamping Lokal Desa (PLD) dan Pendamping Desa (PD).


Coba lihat Desa Assorajang! Di desa ini bahkan ada empat kompleks perumahan, ada pom bensin!

Bahkan beberapa sumber yang layak dipercaya menyebutkan lahan tempat berdirinya Kantor Bupati Wajo, Gedung DPRD Wajo, Stadion Andi Ninnong adalah sebagian berada di wilayah Desa Assorajang.


Ada pula beberapa ruang pamer Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) kendaraan roda empat di desa ini.


Akses desa-desa ini ke SMKN 1 Wajo bahkan sangat cepat. SMKN 1 Wajo adalah sebuah sekolah vokasi bekas SMEA Negeri Sengkang. Waktu dan jarak tempuh yang relatif dekat ke pusat-pusat layanan pemerintahan menjadi nilai tawar desa-desa ini.


Mereka dekat dengan rumah sakit-rumah sakit besar dan layanan-layanan pemerintahan lainnya. Dekat pula dengan sekolah-sekolah menengah seperti SMAN 1 Wajo, SMAN 3 Wajo, SMAN 7 Wajo, dan Pesantren As'adiyah. 


Dekat dengan trio perguruan tinggi Universitas Puangrimaggalatung, IAI As'adiyah, dan Institut Lamadukkelleng.


Di Assorajang ada Pasar Sempangnge, di Inalipue ada Pasar Lajokka, di Pakkanna ada salah satu kantor unit bank umum nasional.


Pakkanna bahkan menjadi sentra pertenunan sutera rakyat. Di Nepo ada pula tujuan wisata pesisir Danau Tempe.


Dominasi Kecamatan Tanasitolo ini sangatlah wajar. Kedekatan dengan Kota Sutera Sengkang menjadi kekuatan unggul yang tak terbantahkan dan sangat memengaruhi tingginya skor IDM dalam persoalan jarak tempuh dan waktu tempuh menuju Sengkang, kota di mana pusat-pusat grosir berada seperti Pasar Sentral Sengkang.


Namun ini sebagian kecil saja yang bisa disebut mengapa desa-desa ini menggapai kasta Desa Mandiri.


Desa Salobulo di Kecamatan Sajoanging kini bertengger di kasta Desa Mandiri merujuk pada rekapitulasi data hasil pemutakhiran Indeks Desa Membangun (IDM) Tahun 2022.


Keberadaan Pasar Salobulo, Puskesmas Salobulo, SMAN 15 Wajo, dan SMPN 2 Sajoanging adalah secuil dari ratusan komponen yang mendukung posisi Desa Salobulo merangsek untuk menggapai kasta Desa Mandiri dari lima kasta yang ada.


Akses jalan dan waktu tempuh menuju sarana perekonomian, sarana kesehatan, dan sarana pendidikan terdekat yang sangat memadai turut mendukung capaian ini.


Sidang pembaca, bagaimana dengan desamu?


FOTO: Bidang Bina Pemerintahan Desa pada Dinas PMD Kabupaten Wajo.

Berita Lainnya

Tampilkan

  • Meneropong Enam Desa Mandiri di Bumi La Maddukkelleng
  • 0

Terkini

test