Notification

×
© Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Herminingsih Alumnus Sastra Prancis Unhas Terima Medali "Kesatria" dari Pemerintah Prancis

Admin
Kamis, 23 Februari 2023 Last Updated 2023-02-24T22:06:42Z


Penulis: Abdul Wahab Dai


Sebagai penyintas gempa likuifaksi Palu 2018, Herminingsih menjadi juru bahasa tim kemanusiaan Prancis pascagempa.


Dia menolak pemberian uang lelah sebagai penerjemah (juru bahasa), ini adalah dedikasinya sebagai warga Palu yang selamat dari gempa.


Membumikan bahasa Prancis di madrasah dan pesantren adalah sebuah tantangan di tengah stigma bahasa Prancis sebagai "bukan bahasa kita" di kalangan madrasah dan pesantren. 


***


Hari ini Kamis, 23 Februari 2023, Herminingsih, S.S., M.Pd. (saya memanggilnya Kak Wiwik), menyambangi Konsulat Prancis di Surabaya, Jawa Timur. 



Herminingsih terbang ke Surabaya (transit di Makassar) Rabu sore kemarin setelah mengajarkan bahasa Prancis kepada siswa-siswinya di MAN 2 Palu pagi harinya.


Konsulat ini adalah perwakilan konsuler Republik Prancis di Surabaya di bawah Kedutaan Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Prancis untuk Republik Indonesia dan Republik Demokratik Timor Leste di Jakarta.


Di Sulawesi Selatan sendiri terdapat Konsul Kehormatan Prancis Makassar. Kedutaan Besar, Konsulat Jenderal, dan Konsul Kehormatan memiliki fungsi yang tidak sama.


Guru Bahasa Prancis MAN 2 Palu (Sulawesi Tengah) dan PNS Kemenag RI ini menerima medali penghargaan Chevalier dans l'ordre des Palmes Académique 2022 (Inggris: Knight in the Order of the Academic Palm 2022).


Kami memanggilnya Kak Wiwik, satu tingkat angkatan di atas saya di Departemen Sastra Prancis Unhas. Dia masuk 1994, saya 1995.


Penghargaan kesatria disematkan oleh Stéphane Dovert, Konselor Kerjasama dan Aksi Budaya sekaligus Direktur Nasional IFI (Institut Français d'Indonésie).


Ini merupakan penghargaan terhormat yang dicapai dalam bidang pelayanan bahasa Prancis, budaya ilmiah dan teknologi untuk Indonesia dan Prancis. Demikian isi surat yang diterima oleh Herminingsih yang berkop Kedutaan Besar Prancis untuk Indonesia dan Timor Leste.



"Sebuah misi yang telah Anda laksanakan dengan hati nurani dan kesetiaan selama bertahun-tahun di MAN 2 Kota Palu," tulis surat tersebut yang salinannya saya terima dari Kak Wiwik pagi ini.


Herminingsih mengajar bahasa Prancis di sebuah madrasah milik pemerintah. Ia merupakan satu-satunya pengajar Bahasa Prancis di Sulawesi Tengah.


Bahasa Prancis yang identik dengan bahasa dari peradaban Barat tidak menghalangi misi yang diemban oleh Herminingsih, alumnus Sastra Prancis Universitas Hasanuddin Makassar angkatan 1994 ini.


Membumikan bahasa Prancis di madrasah dan pesantren adalah sebuah tantangan di tengah stigma bahasa Prancis sebagai "bukan bahasa kita" di kalangan madrasah dan pesantren. 


Namun Herminingsih tetap tegar melangkah. "Ada yang bertanya bagaimana caranya saya mendapatkan medali penghargaan ini," kata Wiwik.


Dia pun berbagi bahwa dirinya biasa saja, semua atas izin Allah,  bekerja dengan hati, berani berjuang, bekerja ikhlas biar tidak dilihat orang, ada Allah Yang Maha Melihat," Herminingsih mulai becerita.


Pada tahun 2018 dia menjadi penerjemah sukarela selama sebulan mengurus keperluan tim Prancis sejumlah 40 orang yang membantu produksi air minum untuk korban tsunami gempa likuifaksi di Palu.


"Saya juga penerjemah bahasa Prancis sukarela  saat itu, ada yang mau memberi uang lelah, tapi saya tolak karena itu kontribusi saya sebagai warga kota Palu yang selamat saat gempa," Wiwik mengenang.


Kemudian dia membuka peluang kerjasama IFI dan International Office Untad. "Saya juga mengajar di sana, promosi ujian DELF di Untad dan MAN 2  Palu," demikian Wiwik menyebut DELF. DELF adalah uji kemampuan bahasa Prancis.



Kemudian dia mempromosikan bahasa Prancis di Prodi Bahasa Indonesia Untad dan  tahun ini bahasa Prancis menjadi mata kuliah pilihan di FKIP Universitas Tadulako Palu.


Wiwik juga pernah mengajar bahasa Prancis di SMP-SMA Labschool, mengajar bahasa Prancis secara sukarela di sebuah MAS Putri Aisyiah.


MAN 2 Kota Palu menjadi madrasah yang pertama memberi peluang membuka kelas bahasa Prancis di Sulawesi Tengah dan sekarang memiliki 13 kelas bahasa Prancis di MAN 2 Palu dan 4 kelas di Untad sebagai mata kuliah pilihan.


Herminingsih adalah seorang motivator yang kuat. Kami bersama pernah mencoba aktif di Forum Mahasiswa Studi Prancis se-Indonesia (FMSPI) era 1990-an.


Rupanya Wiwik lulus menjadi PNS Kemenag sebagai guru bahasa Prancis setelah sekian lama sebagai guru honorer.


Setelah lama kehilangan kontak, Wiwik mengajak saya ikut menulis buku bareng dan akhirnya terbit dan bahkan "memaksa" saya menjadi narasumber pada sebuah sedaring (seminar daring) dengan tema Mempromosikan Bahasa Prancis sebagai Jurnalis Warga.


Beberapa kali saya tolak, akhirnya saya luluh dengan motivasi yang kuat darinya. Berbekal gawai, bukan komputer, saya pun memberanikan diri menjadi narasumber dengan peserta pengajar bahasa asing madrasah dari seluruh Indonesia. Bahkan petinggi Kemenag hadir.


Herminingsih senantiasa telaten meningkatkan kapasitas dirinya seperti menulis buku. Begitu banyak buku yang ditulisnya.


Wiwik pun mengucap syukur kepada Yang Maha Kuasa, dan berterima kasih kepada keluarga dan kerabatnya, kepada Benoit Bavouset, IFI Surabaya, Konsulat Prancis di Surabaya, Stéphane Dovert (Direktur IFI Indonesia), Sandra (Direktur IFI Surabaya) beserta seluruh jajarannya, Philippe Grangé, Direktur GTK Kemenag RI, Kasubdit Bina GTK MA/MAK Kemenag RI, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Tengah, Kabid Kanwil Kemenag, Provinsi Sulawesi Tengah, Kepala Kemenag Kota Palu, Kepala MAN 2 Kota Palu beserta jajarannya.


Selanjutnya kepada Rektor Untad, Direktur International Office UNTAD, Kaprodi Bahasa Indonesia FKIP Untad, APFI PPPSI, P4TK Bahasa, Grup WhatsApp Enseignants du Français (Pengajar Bahasa Prancis), teman-temannya di GTK Kemenag RI, teman-temannya yang lain yang sudah mendukungnya selama ini.  


"Terkait eksistensi dan perkembangan bahasa Prancis di WP Untad itu karena jasa Prof. Ir. Marsetyo, M.Sc.Ag, PhD. selaku Direktur International Office UNTAD Palu," lanjutnya.


Terakhir Wiwik menyapa murid-muridnya,"Terutama para siswaku semua, sangat berarti, semoga semua berkah dan membawa kebaikan," kuncinya mengamini.


Proficiat Kakak Wiwik!

Sumber Foto: Koleksi Pribadi Herminingsih dan Ari Kusmiyati, serta Grup WhatsApp Enseignants du Français).

Berita Lainnya

Tampilkan

  • Herminingsih Alumnus Sastra Prancis Unhas Terima Medali "Kesatria" dari Pemerintah Prancis
  • 0

Terkini

test